Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa. Bulan yang ditunggu-tunggu pecinta surga. Pernahkan kita berpikir mengapa demikian saudaraku?? Hal tersebut karena pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu ibadah, amal, dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Ilahi terbuka lebar, pintu-pintu neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu. Bulan dimana dijanjikan oleh_Nya rahmat (karunia), maghfirah (ampunan), dan itqun min al-nar (pembebasan dari api neraka). Puasa akan membangunkan hati Mukmin yang ‘tertidur’ merasa selalu diawasi Allah sehingga mencegah kemungkaran. Perut yang kenyang dapat memandulkan perasaan sehingga menjadikan hati keras, menyuburkan sikap liar, dan maksiat kepada Allah dan sesama manusia tetapi dengan puasa kita dapat merasakan kelaparan sesama sehingga menimbulkan empati bagi sesama dan solidaritas sesama muslim. Betapa indahnya bulan ini yang merupakan wahana memupuk solidaritas antar umat manusia. Dan pada akhir bulan keutamaannya disempurnakan dengan kewajiban membayar zakat fitrah sebagai manifestasi puncak solidaritas sosial tersebut.
Keutamaan
dan keistimewaan paling besar bulan ini adalah bahwa Allah swt. telah
memilihnya menjadi waktu turunnya Al-Qur’an. Inilah keistimewaan yang
tidak dimiliki oleh bulan lain selain bulan Ramadhan yang penuh berkah
ini. Allah swt. mengistimewakan dengan menyebutkannya dalam kitab-Nya
bahwa “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).” (Al-Baqarah:185). Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Rasulullah
saw. pernah bersabda mengenainya, Puasa dan Al-Qur’an itu akan
memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya
Rabbi, aku telah menghalangi-nya dari makan dan syahwat, maka
perkenankanlah aku memberikan syafa ‘at untuknya.’ Sedangkan Al-Qur’an
akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dan tidur di malam
hari, maka perkenankan aku memberikan syafaat untuknya (HR. Imam Ahmad
dan Ath Thabrani). Jiwa,
ruh, dan pemikiran manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari
tuntutan-tuntutan jasmani dan memperbanyak pada sisi ruhiah. Dalam
keadaan seperti ini, ruh manusia berada di puncak kejernihannya, karena
ia tidak disibukkan oleh syahwat dan hawa nafsu. Ketika itu ia dalam
keadaan paling siap untuk memahami dan menerima ilmu dari Allah swt.
Karena itu, bagi Allah, membaca Al-Qur’an merupakan Ibadah paling utama
pada bulan Ramadhan yang mulia.
Keistimewaan
lainnya dibulan Ramadhan adalah bahwa Allah SWT membuka peluang
lebar-lebar bagi kita untuk membersihkan dosa dan kesalahan yang selama
ini dilakukan asal kita melaksanakan puasa Ramadhan dengan landasan iman
dan ikhlas serta tidak melakukan dosa-dosa besar. Kesalahan adalah
manusiawi. Muslim yang baik bukanlah orang yang tidak pernah melakukan
kesalahan, karena itu tidak mungkin. Sudah menjadi tabiat manusia
melakukan kesalahan dan kekhilafan. Di samping dorongan hawa nafsu dan
tarikan lingkungan juga karena memang setan telah berjanji akan terus
menggoda manusia. Akan tetapi, kata Nabi, sebaik-baik orang yang
melakukan kesalahan adalah yang bersegera bertobat. Betapa indahnya
bulan ini, dimana Allah membuka pintu ampunan lebar-lebar atas segala
dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan apbila kita
mau bertobat. Tentang hal ini, Nabi menyatakan ”Siapa saja yang berpuasa
pada bulan Ramadhan dengan landasan iman dan ikhlas akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Ahmad)”. ”Shalat lima waktu, Jumat ke
Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan menghapus dosa di antaranya selama
dosa-dosa besar dijauhi. (HR Muslim)”.
Betapa
mulianya bulan ini, dimana di dalamnya Allah yang Maha Pemurah menjadi
lebih pemurah lagi. Dilipatkangandakan-Nya perhitungan pahala orang yang
berbuat kebajikan. Siapa saja yang melakukan ibadah sunnah dihitung
melakukan kewajiban dan yang melakukan kewajiban dilipatkangandakan
pahalanya. Sesungguhnya engkau akan dinaungi bulan yang senantiasa besar
lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih
baik daripada seribu bulan. Ramadhan adalah bulan sabar dan sabar
pahalanya surga. Ramadhan adalah bulan pemberian pertolongan dan bulan
Allah menambah rezeki orang Mukmin. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Apa
yang akan kita peroleh dari bulan yang mulia ini tergantung pada diri
kita masing-masing. Semuanya tentu berpulang pada bagaimana kita
memaknai puasa Ramadhan itu sendiri. Bila puasa dimaknai sekadar tidak
makan dan minum serta tidak melakukan yang membatalkan puasa, tentu hanya itu pula yang bakal didapat. Betapa
banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan
betapa banyak orang yang menghidupkan malam tidak mendapatkan apa-apa
kecuali begadangnya saja. Apakah itu pilihan kita saudaraku?? Tentu
tidak. Puasa harus dimaknai lebih dari sekedar itu, puasa adalah amal
ibadah dimana didalamnya penuh dengan kebaikaan, kebajikan dan berkah
dimana kita harus senantiasa menjaga ibadah puasa kita dari
perkara-perkara yang sia-sia. Mau melewatkan waktu selama Ramadhan
dengan sia-sia atau meraih keutamaan-keutamaannya adalah tergantung
kemauan dan pilihan kita.