Menanti Pahlawan Baru
By: Rahmat Syaiful
"Sang Orator"
Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
Komisariat Universitas Tanjungpura
Periode 2012-2013
"Sang Orator"
Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
Komisariat Universitas Tanjungpura
Periode 2012-2013
Seakan Allah tentukan dengan sengaja, hari pahlawan di tahun ini
tidak terlalu jauh jaraknya dengan hari paling bersejarah dalam
kehidupan umat muslim, hari di mana masa kepahlawanan baru muncul, hadir
melingkupi dua pertiga dunia.
***
Adalah Abu Hafs Amirul Mukminin Umar ibnul khattab ra.
sang furqan, yang menetapkan peristiwa hijrah dari mekkah ke madinah
sebagai awal dari tahun hijriyah, bukan menjadikan hari lahir Nabi saw
atau hari wafat ataupun hari dimana firman pertama di wahyu kan. Ia
mengambil peristiwa hijrah sebagai permulaan tahun bukan tanpa alasan,
satu di antara alasan ialah ketika memasuki tahun baru hijriyah umat
muslim dapat kembali meresapi kisah di balik hijrah yang sarat makna, ia
bukan sekedar perjalanan ratusan mil di padang gersang,melainkan
penyampaian teladan oleh Nabi saw mengenai strategi dakwah, dimana
beliau saw memilih pergi ke madinah dalam upaya menyiapkan strategi yang
lebih matang untuk dakwah islam. Hijrah ini juga mengajarkan
pengorbanan yang besar, kaum muslimin yang hijrah harus merelakan harta
bendanya tertinggal di mekkah, merelakan terpisah jauh dengan sanak
saudara. Dari hijrah ini juga mengantarkan kita pada hal menakjubkan
yang mungkin tak kan pernah terulang di masa kepemimpinan siapapun
kecuali Nabi saw. Tak ada satu Negara pun sebelum Negara madinah yang
pernah menjadikan tamunya sebagai pimpinan tertingggi. Dia lah
Rasulullah saw yang tatkala hadir memasuki Yatsrib di sambut dengan
senandung yang kita kenal kini dengan shalawat badar. Dialah Rasulullah
saw,.. Di nyatakan dalam riwayat hal ini dapat terjadi karena masyarakat
telah siap dengan kepemimipinan Nabi yang mulia, kabar kebaikan Rasul
saw telah sampai ke seluruh penjuru yatsrib, bahkan di nyatakan bahwa
sebelum hijrah Nabi saw, tak ada satu rumah pun yang belum termasuki
oleh islam. Itulah mengapa hari ini begitu penting untuk di ingat, masih
banyak pelajaran lain yang dapat di ambil dari kisah hijrah.
***
Di momen hari pahlawan dan tahun baru islam ini, paling
tidak ada satu tokoh yang patut kita teladani dialah pemuda luar biasa,
seorang hartawan yang amat rupawan, senantiasa wangi dan menjuntai
panjang pakaiannya tatkala masih beragama yang lama, agama nenek
moyangnya, namun wafat dalam keadaan mengenaskan, bahkan kafan pun tak
mencukupi tuk menutupi jasadnya hingga harus menggunakan daun daun
kering. Sosok pemuda gagah berani yang mengorbankan segala kenikmatan
harta dunia serta cinta pada sang bunda untuk menjadi pionir dakwah
rasul saw. Dialah sang diplomat Mush’ab bin Umair. Belum lama ia
beriman, belum tua usianya, sekitar 23 tahun kala itu, namun Rasul saw
memerintahkannya menjadi pembuka jalan dakwah di yatsrib. Tak
mengecewakan, ia berhasil menyiapkan mental masyarakat yatsrib untuk
menjadikan Negara mereka sebagai Negara Islam yang tunduk di bawah
Undang-undang karya Muhammad saw. Hingga nama pun di konversi dari
yatsrib menjadi Madinah Al Nabi yang kita kenal dengan sebutan Madinah.
Sebuah Negara yang menjadi model Negara impian yang sampai saat ini
belum ada Negara yang menyamai kesejahteraan Negara madinah.
***
Sahabat fillah, banyak sahabat yang kita jadikan contoh,
namun agaknya di momen kali ini Mush’ab bin Umair dapat menjadi pemantik
semangat bagi kita dalam menjalankan tugas dan beban dakwah yang di
pikulkan di pundak kita. Mush’ab telah mencatatkan namanya di lembar
sejarah dengan indah. Kini, sekarang lah masa juang kita menegakkan
kembali pilar pilar itu. Menjadikan islam sebagai solusi bagi problema
yang ada di dunia ini. Para sejarawan islam sepakat bahwa abad kelima
belas ini merupakan masa kebangkitan islam. Sekarang kita telah berada
di sepertiga abad ini, hembusan angin segar senatiasa berhembus
menantikan masa itu kembali. Masa itu tak kan lama lagi,
demi malam yang terengah-engah, dan demi subuh yang mulai bernafas
(TQS At Takwir : 17-18)
Kita sekarang masih di kegelapan malam, namun malam pun mulai lelah.
Masih gelap memang kita saat ini, tapi subuh sudah mulai akan
menyingsingkan fajarnya. Kita sekarang berada di masa peralihan antara
gelap malam dan benderang cahaya mentari pagi. Inilah momentum
kepahlawanan kita, akan kah menjadi para para pejuang tegaknya yang akan
menyaksikan betapa indahnya matahari terbit atau tidur di waktu ini,
menarik selimut, menggulungkan dengan kencang membalut tubuh???
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik".
(TQS Yusuf : 108)
#Catatan ini terinspirasi oleh khutbah jum’at yang di sampaikan oleh Ust. Harjani Hefni dengan semangat menggelora
0 komentar:
Posting Komentar