Masih adakah Spirit Kepahlawanan itu..???

Masih adakah Spirit Kepahlawanan itu..???
By: Dedi Kurniawan
Ex. Kepala Badan Kerohanian Mahasiswa Islam
Universitas Tanjungpura
Periode 2011 - 2012
Staff KP KAMMI Kalbar

Ketika mendengar kata Pahlawan mungkin yang terbesit di kepala kita adalah mereka yang telah berjasa dan berjuang dengan harta bahkan nyawa untuk mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan.
Kita sering menyaksikan bahwa setiap tanggal 10 november selalu di peringati sebagai hari pahlawan di negeri ini. Pertanyaan adalah sudahkah kita menyadari dan meresapi semangat kepahlawanan para pendahulu kita ? atau apakah perayaan tersebut hanya sebatas seremonial belaka? Lalu, Apakah saat ini kita hanya mengenal bahwa pahlawan itu adalah mereka yang mengorbankan harta dan nyawanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan saja? Kalau begitu, adakah gelar pahlawan masa kini?
Pahlawan bukanlah untuk dikagumi, tapi untuk diteladani. Dulu, Para Pahlawan kita berjuang dengan fasilitas yang minim dan serba terbatas. Namun dengan tekad yang membara mereka mampu mengalahkan musuh – musuh. Kita masih ingat tokoh yang terkenal pada saat perjuangan itu yakni Bung Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya radionya.
Zaman berubah seiring dengan perkembangan globalisasi. Kalau dulu, semangat perjuangan para pahlawan adalah semangat anti kolonialisme yang ditandai perang secara fisik, mereka telah berhasil mengusir para penjajah dari negri ini dan berhasil merebut kemerdekaan. maka sekarang, sejatinya para pahlawan harus berjuang melawan kemiskinan, kebodohan, korupsi dan tata nilai (sistem) yang merusak bahkan menghancurkan jati diri bangsa Indonesia.
Saat ini kita menyaksikan di wilayah Indonesia masih dihantui oleh berbagai krisis. Mulai dari krisis moral sampai pada krisis keteladanan atau krisis kepemimpinan. Tawuran pelajar/mahasiswa menjadi tak heran. Begitu juga dengan konflik horizontal, seolah – olah menjadi pemandangan yang biasa menghiasi media massa akhir – akhir ini. Masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan hukum, mereka telah memutuskan permasalahan dengan caranya sendiri. Belum lagi, penyakit kanker korupsi yang sudah mencapai stadium terakhir. Tambahan lagi kebijakan imperialisme begitu mengakar. Kita membutuhkan orang yang berani untuk melawannya. Kita membutuhkan orang-orang berani untuk memberantasnya. Layaknya seorang pahlawan.
Menghadapi situasi seperti sekarang, kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala bidang kehidupan. Dalam konteks ini kita dapat mengisi makna Hari Pahlawan yang kita peringati setiap tahun pada 10 November, termasuk pada hari ini. Bangsa ini sedang membutuhkan banyak pahlawan, pahlawan untuk mewujudkan Indonesia yang aman, damai, adil dan sejahtera.
Jika, kalau bukan kita yang memulai menjadi pahlawan? Lalu siapa lagi? Kita tidak bisa terus-terusan mengharapkan perubahan baik dari bangsa tanpa memberikan contoh berarti terlebih dahulu, bukan?
Mari hadirkan spirit ‘kepahlawanan” dalam diri kita.
Pemuda bisa menjadi pahlawan dengan cara terus berkontribusi terhadap kemajuan bangsa. Seorang guru juga adalah pahlawan karena dengan ilmunya, akan melahirkan pahlawan – pahlawan berikutnya. Seorang ilmuwan pun bisa menjadi pahlawan dalam bidangnya berkat penemuannya yang dapat menyejahterahkan orang banyak. Lalu seorang pegusaha dan politisi juga bisa menjadi pahlawan, selama orientasi kerjanya bukan untuk kepentingkan diri dan kelompoknya, namun untuk kepentingan rakyat.
“Pahlawan adalah cermin jati diri bangsa. Tanpa perjuangan mereka, mungkin tak ada sebuah Negara yang bernama Indonesia. Mereka lahir dari kondisi yang tak nyaman, penuh tantangan dan melalui masa – masa pembinaan yang panjang. Ikhlas bekerja, Rela berkorban dan tanpa pamrih adalah sikap para pahlawan.

-selamat hari pahlawan, 10 November 2012-

Wallahu’alam

0 komentar:

Posting Komentar