Bisakah Menjadi Akhwat Biasa?

Bisakah Menjadi Akhwat Biasa?
Oleh: Dinda Intan Permatasari
Staff KP KAMMI Komsat Untan



Teruntuk saudari-saudariku yang InsyaAllah dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala...

Bismillahirrahmanirrahim...Assalamu'alaykum Warahmatullah Wabarakatuh..

Untukmu pemudi yang menempuh jalan yang haq dan mengemban misi kebenaran...

Terinspirasi dari sebuah catatan seorang kakak nun jauh disana, ketika ana ingin membacanya kembali, ana tak lagi menemukan namanyanya di friends list ana..

dalam catatannya beliau membuat kalimat seperti ini “bisakan anda menjadi orang yang biasa-biasa saja seperti saya yang biasa?”

Pertanyaan itu sebenarnya sering sekali terbesit dalam pikiran ana, “bisakah ana menjadi akhwat yang biasa saja seperti akhwat lainnya yang juga biasa?’

dan kadang ana juga terpikir apakah nanti suami ana akan bertanya, “bisakah kau menjadi istri (akhwat) yang biasa saja seperti aku suamimu (ikhwan) yang juga biasa-biasa saja?” atau mungkin suatu saat akan ada pertanyaan seperti ini, “bisakah kau menjadi mutarobbi yang biasa seperti aku murobbimu yang juga biasa saja?” dan ana harap, pertanyaan itu tidak akan pernah muncul, dan Alhamdulillah sampai sekarang pertanyaan itu belum pernah dilontarkan orang lain pada ana :)

Ana berpikir dan terus berpikir, apa ana bisa seperti itu? ‘menjadi akhwat yang biasa’. Tapi ternyata tidak

Ana tidak bisa menjadi akhwat yang biasa saja dimana hanya mengikuti apa yang ada tanpa mengeluarkan protes, kritik, atau tanggapan jika ada yang mengganjal dipikiran ana. Ana tak bisa menjadi akhwat yang biasa saja seperti mereka yang bisa menjadi orang yang sangat penurut tanpa memikirkan kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi kedepan. TIDAK, ana tidak ingin menjadi akhwat yang biasa.

Ana ingin menjadi akhwat yang tidak biasa. Ana ingin menjadi akhwat yang terus bergerak agar tidak dirubah oleh keadaan. Ana ingin terus mengeluarkan aspirasi ana selama itu tidak melanggar syari’at. Ana ingin menjadi akhwat yang tidak biasa dan tidak melupakan kodrat, tugas, dan tanggung jawab ana sebagai seorang wanita. Ana ingin menjadi akhwat yang tidak selalu menurut apa kata orang, ana ingin menjadi akhwat yang BISA dan BERANI melawan arus saat akhwat lain bahkan IKHWAN sekalipun TAK BERANI melawan arus. Karena ana tau, kebanyakan ikan yang mati karena mereka mengikuti arus. Karena ana tau, yang dibawa oleh arus ialah sampah-sampah dan sesuatu yang tak lagi berguna dan bermanfaat. Dan ana tak mau menjadi SAMPAH karena terlalu sering mengikuti arus.

Ana siap menjadi MILITAN dan ana ingin menjadi akhwat MILITAN. Apa yang salah dengan akhwat militan? Akhwat militant adalah akhwat yang komitmen dan totalitas dalam mengemban amanahnya. Jika ada yang menghindari akhwat militan, so what?? Artinya mereka menghindari seorang akhwat yang ingin komitmen dan totalitas dalam amanahnya. ITU yang patut dipertanyakan. Kenapa mesti dihindari?? MILITAN itu bernilai positif, bukan hanya ikhwan yang wajib menjadi ikhwan militan, akhwat juga!

Apa akhwat militan itu kasar dan tidak bisa lemah lembut?? Heyy, Open your eyes!!

mereka yang berkoar-koar itu belum tentu bukan akhwat yang baik! Belum tentu tidak bisa jadi calon istri yang baik?!

Mari kita contoh para sahabiyah yang militan dan luar biasa seperti fatimah binti muhammad, asma' binti abu bakr, shafiiyyah binti abu thalib, dan masih banyak lagi. Mereka lemah lembut tapi juga MILITAN,mereka PEMBERANI danTIDAK TAKUT MATI,bahkan ada diantaranya yang ikut berperang angkat pedang. Mereka NGGAK cengeng sehingga lari dari tanggung jawab mereka. Itulah akhwat militan, itulah akhwat yang tidak biasa, akhwat yang LUAR BIASA pada zamannya. Dan ana yakin, di zaman sekarang, kembali... AKAN ada akhwat yang seperti itu,.

masih takut menjadi MILITAN?? it's ok, hidup adalah pilihan ^_^

mohon maaf jika ada yang tidak berkenan dengan tulisan ini, kritik dan saran akan ana terima dengan tangan terbuka jika bertujuan untuk membangun agar kita bisa terus berusaha bersama-sama untuk menjadi lebih baik ^^

0 komentar:

Posting Komentar